Sebuah pesawat maskapai Breeze Airways harus melakukan pendaratan darurat di Albuquerque, New Mexico, Amerika Serikat (AS), setelah laptop seorang penumpang terbakar di tengah penerbangan. 

Insiden laptop terbakar itu terjadi pada Jumat (5/03), ketika pesawat jenis Airbus A220 tersebut sedang dalam perjalanan dari Los Angeles ke Pittsburgh.

Menurut data dari Business Insider, pesawat tersebut baru saja terbang sebelum harus mendarat darurat di Albuquerque. Dalam kejadian itu dilaporkan muncul asap di kabin dari kebakaran baterai lithium laptop.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesawat tersebut membawa 88 orang penumpang, yang kemudian diberikan akomodasi di New Mexico. Mereka melanjutkan penerbangan ke Pittsburgh dengan pesawat pengganti pada keesokan harinya.

Insiden ini menunjukkan alasan di balik adanya peraturan ketat untuk membawa perangkat elektronik yang mengandung baterai lithium dalam penerbangan. Menurut Administrasi Penerbangan Federal (FAA), perangkat seperti laptop, smartphone, dan skateboard listrik harus dimasukkan ke dalam bagasi kabin, bukan bagasi tercatat.

Hal ini merupakan upaya untuk mencegah risiko kebakaran atau ledakan baterai. "Awak kabin dilatih untuk mengenali dan merespons kebakaran baterai lithium di dalam kabin," tertulis di situs web FAA.

Badan Keamanan Transportasi (TSA) juga melarang penumpang membawa baterai lithium cadangan dalam bagasi tercatat. Itu juga berarti bahwa power bank dan tempat pengisian daya ponsel harus dibawa ke dalam kabin.

FAA mengatakan bahwa kebakaran baterai lithium di dalam pesawat jarang terjadi, tetapi dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.Pada tahun 2016, sebuah pesawat EgyptAir jatuh di Laut Mediterania, menewaskan 66 orang, diduga karena kebakaran Baterai Lithium di kokpit.